PENGENALAN KEDOKTERAN NUKLIR

Pada awal- awal abad ke XX penyakit –penyakit berbahaya banyak bermunculan. Kedokteran klasik bisa membantu mengobatinya tetapi untuk penyakit seperti kanker, penyakit jantung, AIDS belum sukses dan timbul banyak resiko. Timbul ilmu kedokteran nuklir, Segala sesuatu pasti memiliki bahaya tersendiri. Air memang penting untuk kehidupan tapi dapat menenggelamkan. Api dapat menghangatkan tapi juga membakar. Begitu juga dengan radiasi. Penggunaan radiasi didasarkan pada prinsip ALARA ( As Low As Responsible Achievable ) untuk menghindari efek negatif.
 

RADIASI ALAMI DAN ASLI

Atom digambarkan sebagai susunan tata surya dengan matahari sebagai pusat peredaran planet-planet.

RADIASI PENGION

Radiasi pengion adalah radiasi yang memiliki cukup energi untuk mengeluarkan satu atau lebih elektron dari lintasannya. Perbedaan utama antar radiasi pengion dan radiasi sinar X adalah bahwa radiasi pengion dihasilkan dari material zat radioaktif sedangkan sinar radioaktif dari penembakan inti atom.

ZAT RADIOAKTIF ALAMI DAN BUATAN

- Zat radioaktif alami yaitu zat yang secara alami memancarkan radiasi untuk dapat mencapai kestabilan.

- Zat radioaktif buatan yaitu zat yang dibuat manusia agar dapat memancarkan radiasi dengan berbagai cara untuk keperluan tertentu.

satuan – satuan mengukur zat radioaktif

1.Bequerell 

2.Currie

3.Waktu Paruh Fisika

4.Dosis Serap

PARTIKEL SINAR α, β, γ, & X

Karakteristik fisika dari emisi ini adalah waktu paruh, energi, dan tipe emisi yang merupakan sifat spesifik dari setiap radionuklida. Pada jaringan efek biologi merupakan tipe utama dari emisi alpha, beta, dan gamma yang dihubungkan dengan jalan dimana mereka pada jaringan.

Distribusi dari waktu ionisasi partikel di namakan LET ( Linear Energy Transfer). Radiasi ini siap diabsorpsi oleh jaringan yang menpunyai nilai LET tinggi dan dapat mengurangi jumlah energi yang besar di jaringan yang bervolume kecil. Partikel alpha lebih mudah kehilangan energinya daripada beta dan gamma dan daya tembusnya pendek. ( 2 mm Pb bisa tembus )