Radioterapi merupakan salah satu metode
dalam pengobatan kanker, yang termasuk populer. Meski begitu, sebelum
menjalani terapi tersebut, ada baiknya Anda memahami dahulu
seluk-beluknya, termasuk juga efek samping yang ditimbulkan.
Di negara berkembang, kebutuhan akan radioterapi bisa mencapai 70-80 persen dari total pasien kanker (IAEA, 2005). Akan tetapi, menurut dr. Defrizal dari RS Kanker Dharmais, Jakarta, layanan yang tersedia di Indonesia baru menjangkau 10-15 persen saja.
Di negara berkembang, kebutuhan akan radioterapi bisa mencapai 70-80 persen dari total pasien kanker (IAEA, 2005). Akan tetapi, menurut dr. Defrizal dari RS Kanker Dharmais, Jakarta, layanan yang tersedia di Indonesia baru menjangkau 10-15 persen saja.
Metode
itu memakai energi Pengion (x-ray, zat radioaktif), di samping juga
pembedahan dan obat-obatan. Tujuannya bisa dibagi dua, yaitu sebagai
tujuan kuratif untuk penyembuhan, atau tujuan paliatif untuk memperbaiki
kualitas hidup penderita.
Dalam
penggunaannya, radioterapi bisa diberikan dengan tiga cara berbeda.
Pertama, radiasi eksternal. Cara ini dilakukan dengan menempatkan sumber
radiasi sedikit jauh terhadap tumor yang ditargetkan, biasanya sekitar
30-100cm. Yang kedua adalah Brakhiterapi, di mana sumber radiasi
didekatkan pada target tumor – bisa ditempel, dimasukkan ke rongga
tubuh, atau bahkan ditanam. Cara ketiga adalah dengan radiasi internal.
Cara ini menggunakan zat radiofarmaka dengan diminum atau disuntikkan.
Meski
metode tersebut termasuk populer, ia bukannya tanpa efek samping.
Radioterapi memiliki berbagai efek samping, baik yang akut (terjadi
setelah mendapat radiasi), seperti kulit kemerahan, timbul gelembung,
hingga ulkus, maupun efek lanjutan seperti pengerutan jaringan atau
pendarahan.
Berbagai efek samping itu dipengaruhi oleh beberapa faktor, mulai dari lokasi radiasi, jumlah dosis, luas lapangan radiasi, kondisi tubuh pasien, hingga faktor eksternal seperti temperatur dan kelembapan.
Berbagai efek samping itu dipengaruhi oleh beberapa faktor, mulai dari lokasi radiasi, jumlah dosis, luas lapangan radiasi, kondisi tubuh pasien, hingga faktor eksternal seperti temperatur dan kelembapan.
Karena itu, beberapa kiat bisa dilakukan untuk mencegah efek samping radioterapi, seperti di bawah ini:
- Radiasi daerah leher dan kepala: Menjaga kebersihan mulut dan gigi, tidak minum atau makan terlalu panas maupun dingin, menghindari berkeringat, menghindari sinar matahari langsung, menerima asupan gizi yang cukup.
- Daerah dada: Menghindari berkeringat di daerah ketiak, tidak bergerak saat proses radioterapi dilakukan, menerima asupan gizi yang cukup.
- Daerah perut dan panggul: Mengonsumsi makanan lunak yang mudah dicerna, menerima asupan gizi yang cukup, menjaga daerah lipatan paha dan sekitar dubur agar tetap kering. (Bayu Maitra)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar